Kegiatan Job and Education Fair 2024 SMK Ma’arif NU Kencong merupakan kegiatan perdana yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) SMK Ma’arif NU Kencong sejak berdirinya pada tahun 2009
Uniknya, pesan sosialisasi disampaikan dalam bentuk komik yang dicetak seukuran A0 dan ditempel di papan majalah dinding (mading). Ada dua judul komik literasi yang dipamerkan, yaitu komik ‘Belum Saatnya Naik Motor’ dan ‘Mau Sok-Sokan Malah Sial’. Keduanya menceritakan tentang bahaya berkendara di bawah umur, karena mental dan pengetahuan akan rambu-rambu lalu lintas yang belum matang. Sombo Duli, koordinator tim Pendidikan.id menjelaskan, “pelajar remaja emosinya masih belum stabil. Mereka menganggap diri mereka keren dengan kebut-kebutan, melanggar lalu lintas dan memodifikasi sepeda motor. Lagipula mereka belum memiliki SIM yang artinya mereka belum menguasai materi berkendara dan berlalulintas.”
Komik literasi merupakan koleksi komik yang diterbitkan oleh Pendidikan.id dalam berbagai seri pendidikan, di antaranya pengetahuan alam, umum, kesehatan, moral/budi pekerti, sejarah dan prasekolah. Komik literasi sengaja diciptakan sebagai sarana belajar yang menarik, karena dikemas dalam bentuk komik berwarna. Sejak diluncurkan pertama kali pada Juni 2017, hingga saat ini koleksi komik literasi telah mencapai lebih dari 200 judul dan telah digunakan dalam beberapa event baik skala lokal hingga nasional. Di antaranya yaitu event Lomba Baca Komik SMP-SMA oleh BKKBN Bengkulu, acara Bebertoon 2018 Yogyakarta dan Mangafest UGM 2018. Komik literasi juga kerap digunakan sebagai alat CSR perusahaan dalam rangka memberikan bahan edukasi yang menarik bagi anak-anak, sekaligus mengembalikan senyum anak terdampak bencana.
Sombo Duli menilai edukasi melalui komik cukup efektif, karena siswa sangat tertarik dan antusias untuk membaca. Bahkan sebagian siswa terlihat serius membaca, seakan ikut tenggelam dalam cerita. Miranda F.H. Gunadi siswa kelas 8A, mengaku jera untuk mengendarai sepeda motor sendiri walau hanya dalam jarak dekat setelah membaca komik Belum Saatnya Naik Motor. “Biasanya saya ke minimarket yang jaraknya sangat dekat dengan rumah naik sepeda motor. Namun setelah membaca kisah Anto di komik ini, saya sadar bahwa masih banyak sekali rambu yang belum saya ketahui. Saya tidak mau mengalami kecelakaan seperti Anto,” ceritanya.
Menurut Nur Asyroful Anam Guru dan Kesiswaan SMP Muhammadiyah 4 Surabaya, ada beberapa faktor yang memungkinkan anak untuk melakukan pelanggaran berkendara di bawah umur. Yang paling utama menurutnya yaitu adanya izin dan fasilitas dari orang tua, dan kedua adalah kontrol dari sekolah. “Pihak sekolah telah memberikan edukasi dan pengawasan ketat kepada tiap siswa, sehingga tidak ada yang berani mengendarai sepeda motor sendiri pulang dan pergi ke sekolah. Namun saya sangat menyayangkan jika masih ada siswa yang nekat berkendara di luar jam sekolah, misal saat di rumah,” ucapnya.
Meski telah memberikan larangan dan hukuman kepada siswa yang melanggar, Anam mengatakan bahwa sosialisasi dari berbagai pihak kepada para siswa mengenai aturan berkendara juga sangat penting untuk dilakukan. “Apalagi jika dilakukan melalui pendekatan yang unik dan menarik seperti komik literasi ini, agar siswa memiliki kesadaran dari dalam diri sendiri bahwa mengemudikan sepeda motor di usia dini sangat berbahaya,” ujarnya. Ia sangat mendukung edukasi melalui komik literasi dilaksanakan lebih luas lagi ke setiap sekolah, dengan harapan agar pesan edukasi dapat lebih diserap oleh siswa, sekaligus meningkatkan kegiatan literasi baca siswa. (wr: lia)